Kurang dimanfaatkan, Pertumbuhannya Pun Sangat Mubazir
Bentuknya
kecil dan bulat, tapi siapa yang menyangka, jika bentuknya seperti itu,
mempunyai tingkat keasaman yang tinggi. Tentunya, pembaca pernah mendengar,
kalau di Jepang, cara mereka memasak
ikan, cukup merendamnya dengan cairan asam. Maka, tidak membutuhkan waktu lama
untuk menunggu, ikan tersebut telah
matang, tanpa harus dimasak lagi. Di Negeri Sakura tersebut, makanan ini
dinamakan Sashimi. Apakah anda tahu cairan asam yang digunakan untuk
mematangkan ikan tersebut?, cairan itu berasal dari sari Lemon Cui, yang
pertumbuhannya banyak dijumpai di Provinsi Maluku Utara.
Lemon
Cui, memiliki nama latin Citrus
Microcarpa, lemon ini mempunyai nama yang berbeda di setiap daerah. Di
Manado, Lemon ini disebut Lemon Kasturi, masyarakat Maluku Utara menyebutnya
Lemon Ikan, karena pada umumnya, lemon ini digunakan sebagai penghilang bau
amis pada ikan.
Lemon
Cui berbentuk bulat mungil, dengan diameter 2-3,5cm, seukuran jeruk nipis,
namun lemon ini diperkaya dengan cita rasa yang sangat asam. Kandungan Lemon
Cui, kaya akan Vitamin C, sehingga berperan sebagai antioksidan, untuk
mengatasi dan menstabilkan radikal bebas, serta dapat mencegah kerusakan tubuh
dan kulit, serta memiliki banyak kalsium.
Jika
masih muda, lemon ini berwarna hijau, dan kandungan air lemonnya masih kuat,
dan mulai menguning, jika telah tua. Pohon
Lemon Cui begitu sangat produktif, dan
mampu berbuah sepanjang musim, tinggi pohon ini mencapai 3-5 m, daunnya
berbentuk lonjong.Pohon Lemon Cui, tumbuh hampir diseluruh rumah-rumah warga,
yang bermukim di Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Namun yang
sangat disayangkan, karena produktifitas Lemon Cui yang terus berbuah sepanjang
musim, menjadikan buah Lemon ini sangat mubazir. Berdasarkan pengamatan kami,
jika buah Lemon yang telah tua, ditandai dengan warnanya telah menguning, masyarakat
hanya membiarkannya saja berjatuhan dan berserakan di tanah. Hal ini
dikarenakan, Lemon cui yang telah tua, jarang digunakan, bahkan malah dianggap
sebagai limbah. Jika buah yang telah berserakan tersebut, telah mengotori
halaman rumah, seantusias mungkin warga akan memungut lemon cui, lalu
dimasukkan dalam tempat sampah. sebab, kebutuhan masyarakat setempat, hanya
menggunakan Lemon ini, sebagai penghilang rasa amis ikan, ataupun digunakan
untuk membuat Gohu, sejenis Sashimiyakni ikan mentah yang
dicampurkan dengan perasan jeruk Lemon Cui, hanya sekedarnya saja, sehingga
tidak membutuhkan buah Lemon yang terlalu banyak.
“Manfaatkanlah
potensi yang ada, maka disitulah terdapat peluang, untuk mendapatkan uang”. Jika dibaca sepintas, kalimat diatas menggambarkan kepada
kita, bahwa mendapatkan uang, cukup dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki
suatu tempat, dimana kita berada. Kalimat tersebut, kalau melihat dari kacamata
orang yang berjiwa wirausahawan, pasti tidak akan asing lagi. Sebab, orang
wirausahawan akan melihat suatu potensi tempat dia berada, sebagai lahan untuk
menghasilkan uang. Jika dihubungkan dengan potensi pertumbuhan lemon cui diatas,
yang begitu produktif, namun terbilang mubazir dikalangan masyarakat, maka apa
salahnya, jika potensi lemon cui tersebut, dapat dimanfaatkan keberadaannya,
sehingga lebih bernilai ekonomis. Seperti membangun kelompok usaha masyarakat, dalam
bentuk produk usaha rumah tangga, dengan mengelolanya menjadi cuka penyedap
makanan, cuka penyegar ikan, sirup lemon cui dan sari lemon cui.
Di
Kabupaten Halmahera Barat, Lembaga yang konsisten memanfaatkan Lemon Cui,
menjadi produk ekonomis, seperti Sirup dan Sari Lemon Cui, adalah Sekolah
Tinggi Pertanian Kewirausahaan (STPK) Banau. Sejak tahun 2010, lembaga
pendidikan swasta ini telah beberapa kali melakukan eksperimen, untuk mengelola
Lemon Cui, menjadi Sirup dan Sari Lemon. Dalam waktu 4 tahun tersebut, kini
Sirup dan Sari Lemon Cui telah dapat dinikmati dalam bentuk minuman segar, yang
dikemas dalam bentuk botok plastik, serta telah mendapatkan izin produksi rumah
tangga dan kesehatan produk, dari Dinas Kesehatan setempat.
Berdasarkan
resep pengeloloaan Lemon Cui menjadi Sirup dan Sari, dari STPK Banau, ternyata tidak butuh banyak bahan yang
diperlukan, untuk memanfaatkannya. Hanya membutuhkan beberapa kilogram gula
pasir, alat penyaring santan kelapa, alat perasan lemon, belanga, kompor dan
menyiapkan botol kemasan plastik (dapat menggunakan botol kemasan baru, yang
bisa didapatkan di swalayan terdekat, atau dapat menggunakan botol bekas,
dengan menjamin nilai kehigienisannya), serta label kemasan.
Cara
membuatnya, terlebih dahulu mengambil sari lemon, dengan memeras lemon cui dan
menyaringnya, sehingga terpisalah antara ampas lemon dan bijinya. Kemudian
perasan air lemon, direbus hingga mendidih bersamaan dengan gula. Perlu catatan
bahwa, setiap 1 liter air lemon, ukuran campuran gula pasir adalah 3 kg,
sehingga jikalau 5 liter lemon cui yang direbus, maka dicampurkan dengan 15 kg
gula pasir.
Mengenai
penggunaan takaran 3 kg gula dengan 1 liter air lemon, dikarenakan kandungan
air lemon cui yang begitu asam, harus dinetralisir dengan gula yang banyak. Hal
ini juga dikarenakan, penyesuaian rasanya dengan lidah masyarakat yang menetap
di tanah Moloku Kie Raha (Negeri 4
Sultan). Dalam tahap ini, pembuatan sirup lemon cui telah selesai, dan siap
dikemas.
Jika
ingin mengubah Sirup menjadi Sari Lemon, maka cukup mencampurkan 1 liter sirup
lemon cui, dengan 6 liter air, lalu diaduk hingga merata dan tercampur dengan
baik. Sampai tahap ini, Sari Lemon Cui yang telah jadi, telah siap untuk
dipacking dalam bentuk kemasan botol plastik (bentuk kemasannya dapat berbeda,
tergantung dari kelompok wirausahawannya). Setelah itu, botol kemasan
ditempelkan label produk usaha, dan siap dijual dengan kisaran harga Rp. 5.000.
Sampai
sejauh ini, apakah anda mau menciptakan lapangan kerja sendiri, dengan
memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada?, sudah seharusnya anda
mengatakan IYA, SAYA MAU.Sebab, dengan berwirausaha, kita dapat menghasilkan
pendapatan yang lebih, dan dapat mendukung pemerintah untuk mengurangi angka
pengangguran. Karena, kita dapat membuka lapangan kerja, bagi orang lain.