Bismillahirrahmanirrahim….
Sebenarnya belum ada niat untuk berenang pada Sore itu, Sabtu 14 Maret
2015. Karena ajakan teman-teman, hingga ku memutuskan untuk pergi ke Pantai,
meskipun ku merasakan sakit kepala yang tadinya membuatku hanya berbaring
seharian di kamar, karena sakitnya begitu terasa dibagian belakang kiri dan
kanan kepala. Sebenarnya, ajakan mereka telah ku tolak, agar saya tidak mau
untuk pergi. Namun ada satu alasan yang membuat saya tidak bisa untuk
menolaknya, karena disana ada cewek-cewek. Ya benar, kerena bagiku perempuan
memang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan seorang laki-laki yang berpredikat
bujang (bukan bagi yang sudah mempunyai istri dan anak lho, ingat itu
baik-baik!).
Bermodalkan alasan itulah, saya memutuskan untuk pergi ke Pantai,
walaupun rasa sakit di kepala tidak lagi saya hiraukan. Berbekal candaan
bersama kawan-kawan di perjalanan, melewati rindangnya pohon Pala dan pohon
cengkeh (inilah alasan mengapa para penjajah Eropa dahulu, datang di Maluku
Utara, untuk menguasai rempah-rempah). Maka sampailah pada inti pembicaraan
kami, mengenai ide jitu, agar kami yang
berjumlah 10 orang, bisa mencuri perhatian cewek-cewek yang sudah berada di
Pantai untuk melepaskan penat mereka, meskipun kami sama sekali belum mengenal
siapa mereka. Maklum, tempat kami Desa Bobanehena Kecamatan Jailolo, Kabupaten
Halmahera Barat, merupakan Desa yang dipersiapkan menjadi tempat pariwisata
sehingga, sarana dan prasarana yang berada disana, masih dalam tahap renovasi lokasi, namun beberapa gazebo dan
tempat santai lainnya sudah dapat dinikmati oleh pengunjung, walaupun hanya
sekedar berenang dalam hamparan air lautan yang jernih dan tak berombak (karena
tempat ini masuk dalam daerah teluk Jailolo), ataupun bagi yang suka Snorkeling (selam permukaan) dan Diving (menyelam), disini terdapat
keindahan terumbu karang yang berukuran kecil dan besar, sehingga anda dapat
menikmatinya bersamaan dengan beraneka jenis ikan-ikan yang berenang, bagaikan
di Aquarium.
Singkat cerita, sampailah kami di Pantai, mataku sedari tadi memandang
setiap sudut lokasi, mencari sosok mahluk halus, (mahluk Tuhan yang paling sexy
maksudnya :D), tapi sedari itupula, mataku tidak bisa menangkap objek kaum Hawa.
Proses pencarianku akhirnya menemukan hasil, setelah teman saya bernama Nandar,
memberikan kode kepadaku dengan menepuk bahu, bahwasannya dia telah melihat
objek yang dituju, dan ternyata memang benar, cewek-cewek tersebut berjumlah 4
orang, dan mereka berada di atas perahu milik salah satu anak-anak yang
kebetulan berada di Pantai itu. Cewek berempat tersebut dan ditemani salah satu
anak pemilik perahu, sedang menuju ke Niku Lamo (bahasa Ternate; artinnya
Karang Besar), sekitar 50 meter dari Jembatan Gazebo. Kami pun yang masih berada di tanjung, segera
menuju ke Jembatan Gazebo untuk melihat secara jelas rupa dari keempat wanita
yang berada disana.
Karena melihat dari sudut pandang yang kejauhan, sehingga objek yang
terekam oleh mata, hanyalah postur tubuh dan baju yang dikenakan oleh wanita
disana. Terlintas suatu ide yang kebetulan menurut saya sangat cemerlang, dari
teman saya bernama Daus, bahwa kami semua harus berenang menuju ke Niku Lamo, agar bisa melihat secara
jelas perawakan wanita yang berada disana, serta dapat mengenal mereka.
Berbekal kemahiran berenang, dan sudah seringnya kami melakukan Snorkelling di area Niku Lamo, sehingga tidak menjadi masalah bagiku untuk menyetujui
ajakan Daus. Tidak berselang lama, satu persatu temanku langsung membuka baju
dan melompat dari gazebo menuju dalamnya air garam.
Melihat begitu ramainya kami
terjun ke Laut, membuat anak-anak kecil berusia 10 tahunan, yang sedari tadi
berada di Pantai, mulai mengikuti rekan-rekan saya menuju ke Niku Lamo. Yaa benar, orang-orang yang
tinggal di pesisir pantai, pasti sedari kecil sudah bisa berenang, termasuk
saya sendiri. Anak-anak kecil itu berenang dengan semangatnya, dimulai dari
melompat dari gazebo dan meluncur masuk kedalam air, lalu kembali menuju
kepermukaan air dan mengapung, serta berenang menjauh dari kami. Adapula anak
bertubuh mungil yang melompat, sambil membuang bola kaki plastiknya, lalu dia
menyusul dengan menyeburkan dirinya ke Laut. Hal itu membuatku yang masih
berada di atas Gazebo, langsung melepaskan tawa seketika melihat aksi kocaknya,
begitupula dengan cewek-cewek yang berada kejauhan di atas perahu, terlihat mereka
tertawa geli menyaksikan anak kecil tersebut bisa berenang dengan begitu
mudahnya, tanpa takut tenggelam.
Usai tertawa dan menyaksikan
aksi kocak anak-anak tersebut, maka saya segera memutuskan untuk menyusul
teman-temanku, yang sudah lebih dahulu berenang menuju Niku Lamo. Langsung saja saya melepaskan baju, dengan harapan
bentuk badan L-Men ku, bisa menarik
perhatian para wanita, seperti yang telah dicontohkan oleh iklan-iklan di TV
(ehmm,, korban komersialisme). Dengan penuh rasa bangga dan percaya diri, maka
segeralah saya mengambil posisi strategis, kemudian berlari dari gazebo menuju
ujung jembatan. Seketika itu saya melakukan lompatan indah, berupa salto
belakang sebanyak 2 kali putaran, dan Pluuunnngg,,
saya sudah berada di dasar air, namun itu itu tidak masalah, karena saya
segera menuju kepermukaan, dengan mengipaskan sedikit tangan dan mengayunkan
kaki, maka seketika itupula saya sudah berada di atas permukaan air.
Semangatku makin membara, ketika
mataku menangkap reaksi dari wajah para gadis-gadis disana, setelah melihat aksiku
tadi. Mereka seperti terhipnotis dan langsung saja klepek-klepek (ebeh, mulai lagi narsis deh,,!), hal itu membuatku
langsung berenang gaya bebas, karena sudah tidak sabar menyusul teman-temanku
yang baru saja sampai di atas karang itu. Puas dengan gaya bebas, maka mulai
lagi saya merubahnya dengan gaya Butterfly
(kupu-kupu), demi mencuri perhatian dari cewek-cewek disana. Seperdua jarak
menuju Niku Lamo, saya menggati
posisi renang dengan gaya dada, spontan saja mata saya terus memperhatikan
gerak-gerik dari cewek disana, yang justru mulai sibuk meladeni ajakan
pembicaraan dari teman-teman saya, yang berdiri diatas permukaan karang,
sehingga air laut hanya berada diatas perut mereka.
Karena kurang konsentrasi,
perlahan-lahan aktivitas renang dengan gaya yang berlebihan, membuatku tidak
mulai stabil. Rasa lelah mulai menghampiri, perasaan cemas karena belum sampai
ketujuan telah terbayang di Kepala, namun rasa letih itu segera kutaktisi
dengan cara membalikkan badan, sehingga posisi wajah dan perut menghadap
kelangit, hal ini membuat tubuhku mulai terapung meskipun tanpa digerakkan
sedikitpun. Tehnik ini digunakan apabila perenang merasakan keletihan dan bisa
mengambil nafas serta mengembalikkan tenaga yang sudah terbuang.
Lima meter mendekati Niku Lamo, hal yang tidak terduga
terjadi. Karena posisi saya pada saat itu sudah memasuki tengah lautan, maka
pergerakan ombak mulai membesar, sehingga percikan ombak itu masuk kedalam
hidung, serta mengagetkan disaat saya sedang bersantai. Sontak, karena air yang
masuk ke hidung, membuat saya sakit kepala yang saya derita sejak awal, mulai
terasa membebani dan menjadi-jadi, apalagi air garam yang masuk ke hidung,
membuatku sulit untuk bernafas. Lantas, karena panik dan mata dengan spontan
saya tutup karena menahan rasa sakit di kepala, membuat saya lupa telah membuka
mulut yang lebar-lebar. Karena berada dalam posisi saat itu, membuat air laut
dengan mudah masuk kedalam mulutku, dan seketika itulah saya langsung berada
dalam tekanan yang sangat berbahaya. Meskipun bisa berenang, tapi karena indra
penciuman, tenggorokan dan kepala dalam kondisi yang Blank, membuat tangan dan kaki saya tidak bisa berbuat apa-apa,
selain melambaikan tangan, agar teman-teman saya dapat melihat apa yang telah
saya alami.
Tidak kuasa bertahan dalam
kondisi tertekan, seketika saat itulah saya langsung mengingat bahwa ajal sudah
semakin dekat. Badan saya mulai tenggelam, dan mulut saya telah menelan banyak
air, namun saat itu saya masih bisa
berdo’a, jika masih bisa diberikan kesempatan hidup oleh Allah SWT, maka saya
akan berniat terus menjalankan perintahNya dan menjauhi segala laranganNya,
demi menutupi dosa-dosa serta ibadah yang masih bolong. Akhirnya, Do’a saya
dalam keadaan terjepit dan hampir mati itulah, dikabulkan oleh sang Pencipta
lautan ini, segera 3 orang teman saya yang posisinya tidak begitu jauh dariku, langsung bergegas
menolong. Begitu sigapnya, ketiganya langsung menopangku dengan merangkul
dibagian ketiak kiri, kanan dan bagian bawah pantatku, untuk dibawa menuju ke Niku Lamo.
“Alhamdulillah, terima kasih ya
Allah, telah memberikanku pertolongan untuk hidup”,gumamku dalam hati,
setelah kaki ku menginjak di permukaan karang besar yang berdiamater 5 m.
perasaan malu yang muncul memang membuatku mati kutu, karena telah melakukan
hal memalukan di depan cewek-cewek cantik, padahal maksud hati untuk mengambil
hati mereka, tapi ending nya malah
membuatku makan hati. Tapi, rasa itu tak kupeduli, karena saya langsung mencari
alasan, bahwa pada saat renang, kaki
saya langsung kejang otot, sehingga tidak bisa lagi digerakkan, dan uratnya
sangat cepat menuju bagian otot pala-pala.
Demi menjaga hal yang sama terulang lagi, maka saya memutuskan untuk
pulang dengan menaiki perahu, bersamaan dengan 4 orang cewek tersebut, dan satu
anak kecil. Terjadi percakapan ringan selama kami berada di atas perahu, tapi
pertanyaan yang jawabannya telah sudah saya persiapkan sebelumnya. “kok tadi, kenapa bisa tenggelam..hehehe”begitulah
kata mereka sambil tertawa kecil. Ya spotan saja saya mejawab “karena kaki saya tiba-tiba kejang, karena
sudah lama tidak berenang, hehe (sambil senyum asam)”. Karena perasaan malu
itulah, sampai tibanya kami di jembatan pelabuhan gazebo, hingga kami semua
beranjak pulang, tidak ada satupun percakapan yang terlontarkan dari mulut saya
dan cewek-cewek tersebut, apalagi sambil
mengetahui nama, nomor Hp dan pin BBM mereka. Siaall..
Tapi dibalik itu semua, kejadian
tersebut membuat saya memetik hikmahnya, bahwa perasaan takabur yang sedari
awal telah hinggap di hati saya, membuatku merasakan sudah paling berbangga
diri dan merasa ingin lebih hebat dari yang lain, padahal sebelumnya saya lagi
menderita sakit kepala, akan tetapi perasaan takabur akan pentingnya berkenalan
dengan wanita itulah, membutakan hati dan pikiran saya,, thats great.. so, sobat-sobat semestinya harus menghindari sifat
yang demikian.
Kedua, saya sadar bahwasannya selama ini, masih banyak melakukan dosa,
ataupun masih banyak pula kewajiban sebagai seorang muslim, untuk menjalankan
ibadah kepada Allah, yang tertunda. Oleh sebab itulah, saya merasakan setelah
kejadian tersebut, Allah SWT masih memberikan kesempatan kepadaku, untuk tetap
hidup. Alasannya…???, agar saya selaku hamba-Nya, masih diberikan kesempatan
untuk memperbaiki dan memperbanyak amal shaleh. Mungkin, kalau saat itu saya
telah is Dead, maka bekal apa yang
akan kita bawa menuju akhirat nanti..???
Olehnya cerita ini, telah menjadi pelajaran bermakna bagi saya, dan
dengan penuh harapan bisa menjadi cambukan motivasi kawan-kawan semua, agar
selau mengingat bahwa peranan Allah dalam kehidupan kita, sangatlah nyata.
Sehingga kita jangan sampai melupakan kewajiban yang harus kita laksanakan
kepada-Nya, demi menjadi sebuah bekal, yang dapat kita semua persiapkan menuju
Akhirat nanti. Wassalam,,,!