LAPMI,
PALU-Dalam
membangun intelektual kader yang kritis, dan mengutamakan nilai ke Islman,
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Majelis Penyelamat Organisasi (MPO) Cabang
Palu, pada Selasa malam, 5 Februari 2014 kemarin, mengadakan latihan kader II,
atau yang dikenal dengan istilah Basic Training LK II, yang bertempat di Aula
Dinas Pendidikan Provinsi Sulteng, Jalan Setia Budi Palu. Kegiatan ini juga
dirangkaikan dengan peringatan Milad HMI ke 67 tahun.
Kepada LAPMI, ketua HMI MPO Cabang Palu, Sadli
Naharudin mengatakan, HMI MPO memiliki beberapa peroses jenjang bagi setiap
kader. Salah satunya adalah jenjang LK 2 atau jenjang pemantapan materi yang
telah di dapatkan sebelumnya, dari jenjang LK 1,yang merupakan pula dalam
tahapan pengkaderan. Masih menurut Sadli, jenjang LK 2 ini menyajikan
materi-materi yang meliputi hukum, filsafat, ke islaman. Sehingga, melalui intermediate training tersebut, diharapkan
peserta selaku kader HMI memiliki nilai tambah khazanah keilmuannya.
Sadli menambahkan, kegiatan LK II, dilaksanakan
selama 10 hari, tepatnya pada tanggal 05 s/d 15 Februari 2014, dengan tema “Upaya Mempertegas Idealisme, Cita, Dan
Identitas organisasi”.Peserta LK II sendiri, berasal dari beberapa kader HMI MPO dari
tiap-tiap cabang yang tersebar di seluruh pelosok indonesia, khususnya yang
berada di pulau Sulawesi. Diantaranya adalah, HMI MPO Cabang Palu yang
berjumlah 11 orang peserta, HMI MPO cabang gorontalo yang berjumlah 2 orang
peserta, HMI MPO cabang majene yang berjumlah 5 orang peserta, dan HMI MPO
cabang kendari yang berjumlah 3 orang peserta, serta beberapa cabang lainnya.
“Tema kegiatan ini, sengaja diambil dari pelaksanaan
pilpres dan pemilumendatang, di mana HMI sebagai lembaga yang independen,
harus tetap menjaga dan mempertahankan
independensinya, khususnya bagi kader HMI itu sendiri,” tutur Sadli, yang belum
lama dilantik, sebagai ketua Umum HMI MPO Cabang Palu.
Berdasarkan pantauan LAPMI ditempat kegiatan,
suasana pembukaan LK II, penuh dengan keharmonisan. Terlihat antara kader Ikhwan yang berpakaian
rapi dengan ciri identitas memakai celana kain hitam dan Akhwat yang memakai hijab untuk menjaga
citra seorang wanita. Meskipun demikian, dalam kebersamaan mereka walau tetap
menjaga jarak, diantara mereka tetap menjalin komunikasi dengan mengucapkan
tutur kata yang lembut. (Cinandar)